MAKALAH
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
MANAJEMEN
LABORATORIUM TIK
(Ditujukan
untuk Memenuhi Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan)
Kelompok 8
Fithriyyah Aziezah
(1211207027)
Fitma Fitria Iqlima
(1211207028)
Fitri Imanul Haq
Salsabila (1211207029)
Fitri Ramdani
(1211207030)
Fitri Utami
(1211207031)
Dosen
Pengampu:
Asep Lilik Frilantika, M.PFis
PRODI PENDIDIKAN
FISIKA JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG
DJATI BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, kemampuan, kesabaran serta kekuatan
kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah tepat
pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Manajemen Laboratorium TIK” ini
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Selama proses penulisan dan penyusunan makalah ini, penulis
menyadari bahwa penulis mengalami banyak kesulitan dan hambatan. Namun banyak
pihak yang berperan dan memberi bantuan serta dorongan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Asep Lilik Frilantika,
M.PFis selaku Dosen mata kuliah Teknologi Informasi
dan Komunikasi Pendidikan
2.
Orang tua dan saudara-saudara yang
selalu memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis
3.
Teman-teman satu angkatan Pendidikan Fisika A 2011 yang telah
membantu dan menginspirasi penulis dalam pembuatan makalah ini
4.
Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang
telah memberikan bantuan, arahan dan doa.
Semoga amal baik yang telah diberikan semua
pihak mendapatkan imbalan yang setimpal bahkan lebih baik dari Allah SWT.
Akhir
kata penulis harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.
Bandung, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini teknologi informasi dan
komunikasi sudah sangat berkembang dan menjadi kebutuhan bagi setiap orang.
Aplikasinya dan pemanfaatannya dalam dunia pendidikan merupakan sebuah upaya
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia yang sedang
mengembangkan tatanan masyarakat informasi. Pemerintah melalui PERMENDIKNAS Republik Indonesia
Nomor. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA pada poin D.6 menegaskan bahwa standar untuk sarana laboratorium
komputer pada sekolah yang berisi antara lain: a) Berfungsi sebagai tempat
mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK; b) Dapat menampung minimum satu
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang; c) Rasio minimum luas
ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan
peserta didik kurang dari 15 orang, luas
minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5
m, dilengkapi sarana minimal sebagaimana yang distandarkan.
Saat
ini sudah banyak sekolah yang telah memanfatkan adanya ICT. Kehadirannya
merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat. Dengan memanage laboratorium TIK di
sekolah diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan laboratorium TIK dan agar
keberadaannya di sekolah tidak menjadi sia-sia, serta dapat membantu dan
mendukung keseluruhan proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja manfaat dari adanya laboratorium TIK?
2. Bagaimana infrastruktur ICT di laboratorium TIK?
3. Bagaimana Strategi pengadaan sarananya?
4. Bagaimana tata letak peralatannya?
5. Apa saja aplikasi keamanan client-server di laboratorium TIK?
C. Tujuan
1. Untuk menguraikan apa saja manfaat dari adanya laboratorium TIK
2. Untuk menjelaskan bagaimana infrastruktur ICT di laboratorium TIK
3. Untuk menjelaskan bagaimana
Strategi pengadaan sarananya
4. Untuk menerapkan bagaimana tata letak peralatannya
5. Untuk menerapkan apa saja aplikasi keamanan client-server di laboratorium
TIK?
BAB II
MANAJEMEN LABORATORIUM TIK
A. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Laboratorium TIK
Laboratorium komputer merupakan salah satu komponen
prasarana dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif yang
urgensinya sangat dominan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu
pendidikan pada umumnya yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu
lulusan yang optimal. Tujuan atau peranan laboratorium menurut Depdikbud
(1979:7) menjelaskan bahwa laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk
memecahkan masalah, mendalami suatu fakta, melatih ketrampilan berfikir ilmiah,
menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, menemukan masalah baru.
Tujuan dari adanya laboratorium TIK dibagi ke dalam
tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Secara umum penggunaan alat
laboratorium Komputer berfungsi sebagai salah satu media yang dapat
dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan penciptaan operasi yang efektif dalam
membimbing dan mendorong serta membantu peserta didik dalam penyelenggarakan
pendidikan yang lebih bermutu dan ketercapaian lulusan yang bermutu pula.
b. Tujuan Khusus
1)
Komputer diajarkan
sebagai salah satu mata pelajaran yang pelaksanaannya dilakukan pada hari
efektif, sebagai upaya mempersiapkan peserta didik bersikap
Ø melek teknologi
Ø yang diperlukan dalam era globalisasi.
2)
Komputer meningkatkan mutu peserta didik dalam proses kegiatan belajar
mengajar agar mampu menguasai dasar teknologi dalam menghadapi perubahan yang
dinamis dalam kehidupannya.
3)
Komputer dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari
informasi baru sekaligus menyeleksi informasi yang bermanfaat bagi pendidikan.
4)
Laboratorium Komputer dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam
mengimplementasikannya pada mata pelajaran lain.
Selain
itu fungsi dan manfaat dari laboratorium TIK dipaparkan sebagai berikut:
1.
Pentingnya pemanfaatan dan pengembangan
Laboratorium Komputer.
a.
Diharapkan dapat menfasilitasi pengembangan mata pelajaran TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) sebagai bagian dasar pemanfaatan teknologi untuk
mempersiapkan peserta didik yang memadai agar dimasa depan dapat berperan
sebagai kontribusi dari penguasaan komputer.
b.
Untuk menunjang proses pembelajaran yang bermutu, teratur dan
berkelanjutan.
c.
Meningkatkan pengalaman dan keterampilan dalam mengimplementasikan
penguasaan komputer pada mata pelajaran lainnya.
d.
Memberikan dampak kepada siswa untuk lebih terampil mengkomunikasikan teori
dengan praktik dalam PBM.
e.
Memberikan pengalaman langsung kepada siswa melalui praktik-praktik
lapangan.
2.
Rencana pemanfaatan dan pengembangan jangka
panjang.
a. Membantu siswa agar lebih mudah dalam
mempelajarai fungsi, prinsip dan cara kerja komputer.
b. Mengoptimalkan pemnafaatan alat kepada
semua peserta didik dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
c. Memelihara, menambah dan mengembangkan
alat untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan teknologi.
3.
Rencana pemanfaatan jangka menengah
a.
Jika komputer
terhubung dengan internet akan menjadi salah satu sumber belajar sebagai sarana
untuk mengakses informasi, sebagai model pembelajaran berwawasan ke depan yang
sangat bermanfaat.
b.
Semua peserta didik
diharapkan dapat menggunakan alat-alat dan memanfaatkan alata-alat secara
optimal serta dapat mengkomunikasikan dengan keadaan nyata
c.
Dengan penguasaan
komputer membantu peserta didik dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
d.
Dengan penguasaan
komputer membantu peserta didik menvisualisasikan materi-materi pelajaran.
4.
Rencana pemanfaatan dan pengembangan
a.
Laboran atau teknisi : Mengikutsertakan laboran dalam
pelatihan-pelatihan/Workshop
b. PBM : Mengimplementasikan dan
memanfaatkan secara optimal semua alat dalam kegiatan interaksi belajar
mengajar
c. Sumber dan bahan belajar : Meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber belajar dan bahan ajar untuk ketercapaian output
yang bermutu.
B. Infrastruktur ICT di Laboratorium TIK
1)
PengertianICT
ICT merupakan kependekan dari Information
Communication Technologies. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas,
yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Alat pendidikan ICT dapat dibagi menjadi
3 kategori, Sumber daya input, Sumber Daya Output dan lainnya.
Gambar 1: Kategori ICT
Penelitian di dunia telah menunjukkan bahwa ICT dapat memimpin dalam perbaikan metode belajar para pelajar serta menghasilkan metode pengajaran
yang lebih baik. Sebuah laporan
yang di tulis oleh National Institute
of Multimedia Education di Jepang, membuktikan bahwa peningkatan daya serap para pelajar dengan menggunakan teknologi ICT melalui integrasi kurikulum secara signifikan menghasilkan dampak yang
positif, terutama dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, Ketrampilan Praktis, Ketrampilan presentasi dalam berbagai subyek pendidikan seperti matematika, ilmu pengetahuan,
dan pelajaran sosial.
Akan tetapi, anda dapat melihat bahwa banyak solusi teknologi pendidikan yang tersedia di dunia dapat mengakibatkan kebingungan di antara para pengajar mengenai bagaimana untuk memilih solusi teknologi ICT yang
tepat. Mari kita melihat kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari alat-alat
ICT untuk dunia pendidikan dan menemukan solusi pendidikan
ICT yang cocok untuk kebutuhan-kebutuhan sekolah anda.
2)
Infrastruktur ICT di
Laboratorium TIK
Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi desentralistis membawa konskuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran.
Otonomi yang luas itu, hendaknya diimbangi dengan perubahan yang berorientasi kepada kinerja dan partisipasi secara menyeluruh dari komponen pendidikan yang terkait. Kondisi ini gayut dengan perubahan kurikulum yang sedang diluncurkan dewasa ini oleh pemerintah,
yakni Kurikulum
Tingkat SatuanPendidkan (KTSP). Konsekuensi
yang harus ditanggung oleh sekolah adalah restrukturisasi dalam pengelolaan sekolah (capacity building), profesionalisme guru, penyiapan infrastruktur, kesiapan siswa dalam proses belajar dan iklim akademik sekolah.
Permasalahan
yang dihadapi banyak sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar, guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, system penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK, salah satu imbasnya mengakibatkan minimnya peralatan laboratorium yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. Hal ini diperlukan strategi dalam upaya mengembangkan peralatan dan fungsi laboratorium.
Beberapa strategi tersebut adalah dengan penataan infrastruktur misalnya pengadaan komputer rakitan yang spesifikasinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, jika laboratorium dirancang untuk menggunakan jaringan workgroup maka penggunaan teknologi thin client merupakan solusi yang tepat karena dapat meminimalkan pemakaian hardware. Selain dari pada optimasi hardware, system manajemen juga perlu ditinjau kembali yaitu dengan menjadikan laboratorium sebagai sarana perpustakaan dan pusat informasi.
Tujuan dari kegiatan pengadaan dan pembenahan lab komputer di sekolah, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Agar
terlaksananya proses pembelajaran TIK sesuai dengan amanat dan tuntutan kurikulum terbaru (KTSP);
2.
Agar
pihak pimpinan
Madrasah, guru, siswa, personel sekolah dan stake holder dapat memanfaatkan keberadaan lab computer secara lebih maksimal terutama dalam rangka menyikapi globalisasi teknologi informasi dan komunikasi;
3.
Agar
dapat mendukung
proses pembelajaran yang berbasis multimedia dan agar para guru dapat memanfaatkan komputer yang ada untuk lebih membuka wawasan dan berupaya meningkatkan keterampilan dalam pemanfaatan media pembelajaran berupa teknologi komputer;
4.
Agar
para siswa dapat mensejajarkan dirinya dengan siswa-siswa sekolah lain yang sederajat terutama dalam hal pemanfaatan ICT
(Information and Communication Technology) dalam belajar;
5.
Agar
guru dan siswa mampu memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (Internet,
intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru) dan pembelajar (siswa);
6. Agar guru dan siswa dapat lebih meningkatkan kreatifitas mereka dalam hal penggalian informasi dan sumber belajar serta mampu menghidupkan iklim ilmiah yang kompetitif menuju keunggulan madrasah.
1. Kelembagaan
Laboratorium
(Lab) dipimpin oleh seorang Ketua Lab (di beberapa tempat disebut sebagai Chief of Information Officer / CIO) dan dibantu oleh beberapa staf pendukungnya. Sebagai contoh, struktur organisasi dalam pengelolaan lab di beberapa sekolah, dapat dirincikan sebagai berikut:
-
Ketua
Lab (Manajer Teknologi Informasi, Chief of
Information Officers / CIO);
-
WakilKetua; Network and Security
Administrator; System Administrator;
-
Teknisi;
-
StafAdministrasi.
2. Standarisasi Pengelolaan Laboratorium TIK
Konvensi internasional (GATT, WTO, AFTA,
dll).
Banyak perusahaan yang memproduksi produk menggunakan standar produk, seperti :
-
Jepang
- JIS (Japan Industrial Standards);
-
UniEropa
- CE Mark, CE adalah sertifikasi keamanan produk, atau dilayankan di wilayah Uni Eropa;
-
IEEE
802.11 – Standar Komunikasi Wireless LAN;
-
ICSA (Indonesian Costumer Satisfaction
Award);
-
SNI
01-3553-1996 - StandarNasional Indonesia (Product
Certification).
3. Standar Sistem Mutu
- SMM ISO 9001:2000 (Sistem Manajemen Kualitas atau Mutu / Quality
Management System / QMS);
- SML ISO 14001
(SistemManajemenKesehatanLingkungan);
- OHSAS 18001 (Sertifikasi Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja);
- QS - 9000 (Quality System Requirement 9000) -
Standar yang berisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pemasok kepada
pihak ketiga OEM (Original Equipment Manufacturer) untuk perusahaan industri
otomotif atau elektronik.
C. Strategi Pengadaan Sarana
Dewasa
ini perkembangan di berbagai bidang khususnya di bidang ICT semakin
meningkat pesat, untuk itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu
untuk menghadapi perkembangan zaman di era teknologi ini yang semakin maju.
Terkait dengan sumber daya manusia, maka tidak bisa terlepas dari dunia
pendidikan, oleh karena itu dunia pendidikan sangat berperan penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang handal, profesional dan mampu berkembang
sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman.
Untuk itu
diharapkan setidaknya sekolah harus memiliki sarana prasarana sebagai alat
pendukungnya. Dengan adanya laboratorium TIK yang lengkap sebagai sarana
penunjang belajar bagi peserta didik merupakan suatu kebutuhan mutlak dan utama
dalam meningkatkan mutu pendidikan dewasa ini, sekaligus dapat digunakan untuk
peningkatan status akreditasi lembaga pendidikan tersebut.
Untuk
membantu tercapainya program tersebut kami membuat Stategi Pengadaan Sarana dan
Prasarana Laboratorium TIK untuk memenuhi standar kebutuhan di sekolah dengan
harga terjangkau dan bergaransi atas resiko kerusahan yang terjadi di kemudian
hari.
a. Tahapan Pembangunan
1. Identifikasi Kebutuhan
Langkah ini yang paling sering
dilupakan oleh SMK atau instansi yang akan membangun sebuah laboratorium
komputer. Dengan identifikasi kebutuhan, maka akan diketahui jenis-jenis
komputer yang akan diadakan serta bentuk dan strategi lainnya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam identifikasi kebutuhan adalah: Pemanfaatan Ruang
Laboratorium Komputer, Pemakai, Lama pemakaian.
2.Persiapan Sarana dan Prasarana
Dalam
persiapan sarana dan prasarana laboratorium ini, ada beberapa hal yang patut
diperhatikan, yaitu:
·
Listrik
Besar daya listrik amat
berpengaruh pada jumlah dan jenis komputer yang akan digunakan. Sehingga,
sebelum membangun sebuah lab komputer, perlu dihitung secara mendalam mengenai
jumlah daya listrik yang tersedia dan daya listrik yang akan digunakan.
·
Gedung
Sebuah lab komputer jelas
membutuhkan gedung yang cukup baik, baik dari segi ukuran, keamanan, tata letak
maupun dari segi lainnya. Jangan sampai sebuah lab komputer akan tergenang
sewaktu musim hujan, atau memiliki atap yang bocor sehingga air dapat masuk
dengan mudah.
·
Grounding
Hal ini yang paling
sering dilupakan atau diabaikan oleh instalatur listrik. Mereka menganggap
bahwa pemasangan arde atau grounding terhadap instalasi listrik
itu sesuatu hal yang membuang waktu belaka. Kalau diperhatikan baik-baik,
setiap kabel power dari CPU pasti terdiri atas 3 kabel, 1 untuk
positif, 1 untuk negatif dan satu lagi untuk pentanahan atau grounding. Grounding
ini amat penting untuk membuang muatan berlebih pada peralatan elektronik
sehingga mencegah kerusakan terhadap peralatan tersebut.
·
Meja/Kursi
Pemakaian komputer dalam
jangka waktu lama menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Salah satu
penyebabnya adalah posisi monitor yang tidak tepat (pengguna akan menunduk
dalam waktu lama untuk melihat layar monitor), kursi yang tidak memiliki
sandaran sehingga tidak dapat digunakan untuk melemaskan punggung, serta
berbagai penyebab lainnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan identifikasi kebutuhan
yang jelas mengenai pemakaian komputer tersebut sehingga dapat ditentukan jenis
meja/kursi yang akan digunakan.
·
Tata
Letak
Tata letak komputer amat
berpengaruh terhadap proses pemelajaran. Sehingga tata letak komputer ini juga
harus direncanakan sebelumnya. Kebebasan instruktur untuk berinspirasi dalam
mengajar amat bergantung kepada tata letak komputer di dalam kelas.
·
Pemilihan
Spesifikasi
Pemilihan spesifikasi
komputer yang akan digunakan, amat bergantung pada identifikasi kebutuhan.
Komputer dengan prosesor yang terbaru, tidak selamanya sesuai dengan kebutuhan.
Demikian pula dengan prosesor lama, bukan berarti tidak dapat dipergunakan
lagi. Beberapa jenis peralatan yang harus diperhatikan dalam memilih
spesifikasi ini adalah : (1) Prosesor, (2) Memori, (3) Hard-Disk, (4) Motherboard,
(5) Monitor, (6) Kartu Ekspansi.
b. Tahap Pengadaan Laboratorium
Dalam
memfasilitasi suatu Laboratorium TIK kita bisa melakukan beberapa strategi di
antaranya:
1. Beli Tunai
Pengadaan barang dengan
sistem beli tunai adalah di mana pihak sekolah membayar kepada toko penjualan
pengadaan sarana lab sebagai pihak sponsor secara tunai terhadap perlengkapan
laboratorium TIK yang dipesannya. Pihak sponsor memberikan bonus garansi
perawatan dan perbaikan yang bervariasi tergantung akta perjanjian yang
dilaksanakan antara kedua belah pihak yang jangka waktunya antara 1 tahun sampai
dengan 5 tahun, dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan kedua belah
pihak di kemudian hari.
2. Beli Kredit
Sistem
beli kredit adalah pihak sekolah membayar kepada toko penjual pengadaan sarana
lab secara kredit atau cicilan per bulan terhadap sarana lab tersebut dengan
garansi perawatan dan perbaikan bervariasi mulai dari 1 sampai 2 tahun dan
garansi tersebut dapat diperpanjang dengan kontrak garansi yang baru di
kemudian hari.
3. Sewa Beli
Sistem
sewa beli adalah pihak sekolah membayar kepada toko penjual pengadaan sarana
lab dengan harga sewa dihitung dari jumlah siswa di sekolah tersebut. Setelah
masa sewa selesai maka seluruh peralatan sarana dan prasarana lab tersebut
menjadi milik sekolah. Selama masa sewa masih berlangsung maka garansi
perawatan dan perbaikan kerusakan alat laboratorium yang disebutkan di atas
menjadi tanggung jawab toko penjual pengadaan barang lab. Garansi perawatan dan
perbaikan bervariasi mulai dari 1 sampai 5 tahun, dan dapat diperpanjang dengan
kontrak garansi yang baru di kemudian hari.
4. Saham
Sistem
saham adalah toko penjual pengadaan sarana lab menerbitkan saham senilai total
investasi (100%), 50% saham tetap dimiliki oleh toko tersebut selaku sponsor,
sedangkan 50% sisanya saham ini dijual kepada keluarga besar sekolah (komite,
guru dan pegawai) tetapi tidak dijual kepada pihak lain. Total nilai sahan ini
adalah total investasi laboratorium TIK di sekolah tersebut. Setiap bulan
pemegang saham mendapatkan deviden tergantung jumlah lembar saham yang dimiliki
pemegang saham tersebut. Dana deviden ini iuran bulanan dari masing-masing
siswa di sekolah tersebut. Saham ini dapat dipindahtangankan sepanjang masih
anggota keluarga besar sekolah yang bersangkutan atau pihak sponsor bersedia
membelinya kembali sesuai dengan nilai sisa saham tersebut. Pada setiap lembar
saham dicantumkan total nilai saham dan nilai saham sisa, karena setelah
pembagian deviden maka nilai saham itu akan berkurang (susut). Masa kadaluarsa
dari saham ini bervariasi misalnya 3, 4, 5 bahkan bisa 10 tahun. Manakala
peminat saham bertambah pihak sponsor bersedia melepas sebagian kepemilikan
sahamnya yang 50% kepada anggota keluarga besar sekolah yang bersangkutan.
Saham yang dimiliki toko penjual dan pengadaan lab TIK akan digunakan untuk
menanggung biaya dan perawatan perangkat alat laboratorium TIK dan untuk
pengembalian modal investasi yang sudah dikeluarkan untuk pembelian sarana dan
prasarana laboratorium TIK. Sistem saham ini diusulkan oleh pihak penjual
selaku sponsor karena mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan keluarga besar
sekolah yang bersangkutan, sehingga ketika ada investasi dari mitra di luar sekolah
akan masuk, maka diharapkan kesejahteraan dari keluarga besar sekolah tersebut
juga akan terjadi peningkatan yang signifikan.
5. Blockgrant
Penyediaan
dana blockgrant secara umum ditujukan untuk pemberdayaan dan peningkatan
mutu PTK-PNF di provinsi dalam rangka mengoptimalisasikan kapasitas dan
kemampuan Dinas Pendidikan Provinsi sesuai tugas pokok dan fungsinya yaitu
melakukan pembinaan, bimbingan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan non-formal.
c. Prosedur untuk Mendapatkan
Dana Bantuan Blockgrant
Cara yang
perlu ditempuh untuk mendapatkan dana bantuan blockgrant adalah sebagai
berikut:
·
Masing-masing
sekolah, lembaga pendidikan luar sekolahdan pemerintah daerah yang berminat
untuk mendapatkan dana bantuan blockgrant menyusun proposal yang
diajukan kepada Dewan atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota;
·
Dewan
atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota meneliti dan menilai proposal yang masuk,
kemudian menetapkan calon yang akan mendapatkan dana bantuan blockgrant;
·
Dewan
atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota menerbitkan surat keputusan penerima dana
bantuan blockgrant dan mengirimkannya kepada penanggungjawab blockgrant
sebagai dasar untuk mencairkannya;
·
Dana
dicairkan melalui PT. Pos Indonesia atau Bank terdekat yang langsung diterimakan
kepada penanggungjawab sekolah, lembaga pendidikan luar sekolah atau Pemerintah
Daerah yang berhak menerima dana bantuan blockgrant untuk digunakan
sesuai dengan proposal yang diajukan;
·
Dewan
atau Komite Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan, mengawasi dan
memantau pelaksanaan program yang didukung dengan dana bantuan blockgrant tersebut.
d. Prinsip Pemberian Blockgrant
·
Responsif;Pemberian subsidi ini dilakukan
jika ada permohonan bantuan dari pihak pengelola pondok pesantren. Oleh karena
itu, selama pihak Pengelola Pondok Pesantren tidak mengajukan proposal
permohonan blockgrant, maka bantuan ini tidak akan pernah diberikan.
·
Keadilan;Pemberian subsidi ini tidak
diberikan hanya kepada pondok pesantren tertentu yang memiliki latar belakang
dan ciri khas tertentu.
·
Pemerataan;
Yang dimaksudkan
dengan prinsip pemerataan di sini adalah bahwa sedapat mungkin, pemberian
bantuan ini disebarluaskan kepada seluruh pondok pesantren yang memenuhi syarat
dan memperhatikan kemampuan anggaran yang dimiliki pemerintah daerah.
·
Tidak
tumpang tindih;Pondok
pesantren yang sudah memperoleh bantuan fisik/non fisik dari proyek lain yang
dikelola pemerintah, pusat atau daerah, tidak berhak menerima bantuan blockgrant
ini.
e. Syarat Penerima Bantuan
Yang
berhak menerima bantuan block grant adalah sekolah yang memiliki program untuk
pembangunan ruang kelas, pembangunan pemondokan/asrama atau Rehabilitasi gedung
dan memerlukan bantuan dana, sehubungan dengan itu maka pada tahun anggaran
2004 ini persyaratan penerima, dapat diuraikansebagai berikut:
1. Syarat Pokok
·
Merupakan
sekolah kurang mampu tetapi potensial untuk meningkatkan Angka Partisipasi atau
Mutu Pendidikan di daerahnya masing-masing;
·
Dalam
tiga tahun terakhir tidak sedang menerima Subsidi
untuk kegiatan pembangunan fisik RKB atau rehabilitasi gedung atau subsidi lain
dari Pemerintah (Pusat atau Daerah);
·
Memiliki
lahan sendiri (minimal berukuran lebar 9m dan panjang 11 m setiap RKB/asrama
yang akan dibangun) lahan ini bisa berupa tanah atau berupa lantai bagian atas
yang sudah siap untuk membangun gedung dengan konstruksi tingkat;
·
Kekurangan
ruang kelas (khususnya bagi pemohon bantuan blockgrant pembangunan Ruang
kelas Baru) atau gedung pondok rusak dan kurang dana untuk memperbaikinya;
·
Membuka
rekening tabungan di Bank BRI Unit setempat atas nama Pengelola Pondok
Pesantren, yang akan dipergunakan untuk penyaluran bantuan;
Syarat-syarat
tersebut merupakan syarat mutlak. Satu saja di antara 5 (lima) syarat ini tidak
dipenuhi, maka suatu lembaga pemohon subsidi tidak berhak ditetapkan menjadi
penerima subsidi blockgrant.
2. Syarat Tambahan
Di
samping syarat utama tersebut di atas, ada beberapa syarat tambahan yang
seyogyanya juga harus dipenuhi untuk bisa menerima subsidi Block Grant dari
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
·
Dalam
tiga tahun terakhir mempunyai santri (peserta didik/murid) dengan jumlah
rata-rata minimal 75 orang, serta kecenderungan jumlah per tahunnya tidak
menurun;
·
Mempunyai
izin operasional dan akte pendirian dari instansi yang berwenang;
·
Pondok
pesantren masih beroperasi dibuktikan dengan rata-rata kehadiran peserta santri
dan guru/pendidik minimal 90 % untuk satu tahun terakhir;
·
Status
tanah dan bangunan tersebut adalah milik Lembaga Pondok Pesantren yang
dibuktikan dengan surat bukti kepemilikan yang sah. Surat bukti kepemilikan ini
bisa berupa sertifikat, atau surat pernyataan yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang.
Syarat-syarat
tambahan ini digunakan untuk menetapkan peringkat calon penerima
bantuan/subsidi, dengan memberikan skor untuk setiap butirnya sesuai dengan
panduan penilaian proposal yang akan diuraikan di belakang, dapat ditetapkan
peringkat masing-masing sekolah/lembaga pendidikan yang sudah lolos dari syarat
pokok.
Tujuan Khusus
·
Meningkatkan
mutu dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan PNF;
·
Mendata
PTK-PNF yang berada di wilayah provinsi
·
Membentuk
dan memberdayakan pokja PTK-PNF provinsi
·
Meningkatkan
kerjasama dengan lembaga yang terkait;
·
Meningkatkan
pemberdayaan forum-forum PNF di daerah;
·
Melaksanakan
Seleksi bagi PTK-PNF berprestasi dan Berdedikasi
3. Syarat Penerima
Persyaratan
untuk menerima dana bantuan (blockgrant) bagi Dinas Pendidikan Provinsi sebagai
berikut:
·
Mengajukan
proposal kepada Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan melalui Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Nonformal;
·
Proposal
ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi;
·
Mencantumkan
secara rinci program kegiatan yang akan diselenggarakan dan dana (RAB) yang
dibutuhkan untuk setiap program/kegiatan.
Proposal
yang diajukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi menggunakan sistematika sebagai
berikut:
·
Bab
I :
Pendahuluan,
memuat Latar Belakang, Dasar, Tujuan dan Hasil yang Diharapkan;
·
Bab
II :
Analisis
Situasi, mendeskripsikan data PTK-PNF yang ada di wilayah provinsi dan masalah
yang dihadapi oleh PTK-PNF;
·
Bab
III :
Rencana
Program Kegiatan, memuat Rasional, Tujuan, Sasaran, Pelaksanaan Kegiatan,
Pendanaan, dan Jadwal Kegiatan;
·
Bab
IV :
Pemantauan
dan Evaluasi, memuat kegiatan monitoring, evaluasi dan yang akan
dilakukan;
·
Bab
V :
Lampiran
Penutup memuat (Kesimpulan dan Saran).
Data
pendukung meliputi: Jumlah dana yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Provinsi
yang bersumber dari APBD dan Jumlah tenaga yang ada di Subdin. PLS Dinas
Pendidikan Propinsi. Serta Fotocopy Nomor Rekening Dinas Pendidikan Propinsi atau
PLS Dinas Pendidikan Provinsi dan NPWP.
f. Penyaluran Dana Blockgrant
·
Dana
blockgrant disalurkan sekaligus kepada rekening Dinas Pendidikan melalui
bank pemerintah;
·
Pengelolaan
selanjutnya diserahkan kepada penanggungjawab teknis dalam hal ini Kepala Subdin
PLS Provinsi yang bersangkutan.
g. Penyelenggaraan Program
Setelah
dana blockgrant diterima oleh penanggungjawab teknis, diharapkan sesegera
mungkin melakukan kegiatan sesuai program dan jadwal yang dituangkan dalam
proposal yang sudah disetujui. Mekanisme Pertanggungjawaban (Akuntabilitas)
Kinerja Dana blockgrant tahun 2007, harus dipertanggungjawabkan dengan
tolok ukur yang sesuai dengan proposal yang telah disetujui.
h. Sumbangan Pihak Lain
Untuk
menambah rasa memiliki pihak-pihak eksternal sekolah yang di antara lain wali
murid, pihak komite ataupun masyarakat sekitar lingkungan sekolah diharapkan
bekerja sama dengan sekolah untuk mengadakan sarana dan prasarana pengadaan
laboratorium komputer. Untuk kelengkapan sarana dan prasarana yang meliputi
fasilitas laboratorium komputer dan multimedia yang tersedia masih belum
memadai, sehingga PBM kurang optimal maka dengan adanya bantuan sharing dari
komite akan sangat membantu dana blockgrant, SSN maupun SBI yang akan
dikucurkan, sebagai upaya untuk mempercepat kemajuan dan perkembangan mutu
pendidikan yang mampu bersaing di tingkat Internasional.
Laboratorium
TIK yang lengkap sebagai sarana penunjang belajar bagi peserta didik merupakan
kebutuhan mutlak dan utama dalam peningkatan mutu pendidikan, sekaligus
digunakan untuk peningkatan status akreditasi lembaga pendidikan tersebut.
(Riyana, 2010:88)
D. Tata Letak Peralatan Laboratorium
Tata letak peralatan laboratorium
berhubungan dengan dengan bagaimana kita mengatur penempatan alat-alat utama di
dalam lab dan alat-alat pendukung yang tentu saja hal ini dikaitkan dengan luas
ruangan dan persyaratan-peryaratan umum dalam penataan lab komputer. Dalam
kaitannya dengan luas ruangan tidak ada patokan standar dalam menentukan luas
ruangan lab komputer, tapi biasanya luas lab komputer mengikuti luas ruang
standar lab pada umumnya yaitu kurang-lebih sekitar (6 m x 8 m) atau (8 m x 12
m) tergantung ketersediaan ruang/lahan yang ada di sekolah/madrasah yang bersangkutan,
yang terpenting adalah pemenuhan persyaratan untuk lab komputer. Syarat umum
yang harus dipenuhi dalam tata-letak peralatan komputer adalah :
1.
Luas
untuk 1 unit komputer minimal adalah 60 cm x 100 cm;
2.
Jarak
antar komputer ke komputer yang ada di belakangnya 30 cm;
3.
Jarak
antara meja komputer dengan kursi sekitar 30 cm sehingga jarak mata pengguna ke
layar monitor sekitar 40 cm.
A.
Peralatan
Laboratorium Komputer
Peralatan laboratorium
komputer/TIK adalah seluruh peralatan yang dibutuhkan dan ada di dalam ruangan
lab, peralatan ini meliputi peralatan utama dan penunjang. Peralatan utama
adalah peralatan standar yang harus ada di dalam lab yang diperlukan saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, peralatan utama meliputi :
1.
Unit
Komputer;
2.
Meja
dan kursi tempat meletakan komputer dan tempat duduk user;
3.
Meja
instruktur/guru;
4.
Papan tulis/white-board;
Tanpa adanya peralatan ini
kegiatan belajar mengajar tidak akan terlaksana. Peralatan penunjang dalah
peralatan yang tersedia di dalam lab dan berguna dalam meningkatkan efektifitas
kegiatan belajar mengajar. Adapun yang termasuk ke dalam kategori peralatan
penunjang adalah:
1.
Sistem
jaringan;
2.
Piranti
keluaran/ output;
3.
Komputer
instruktur/guru;
4.
LCD
Screen;
5.
LCD
Projector;
6.
Lemari/kabinet;
7.
AC/Fan/Exchaust;
Secara umum yang dimaksud dengan
penataan peralatan laboratorium komputer adalah menata seluruh peralatan yang
ada, mulai dari unit komputer dan fasilitas penunjangnya seperti: meja
instruktur/guru, komputer guru, LCD screen, LCD projector, kabel
listrik dan jaringan dll. Sedangkan yang paling utama dalam penataan lab adalah
peletakan unit komputer dalam ruangan, karena hal ini berkaitan dengan besar
ruangan yang diperlukan untuk menampung seluruh komputer yang
tersedia/dibutuhkan. Ada beberapa jenis tata letak peralatan laboratorium yang
biasa digunakan dalam penataan laboratorium komputer tapi yang umum digunakan
ada dua jenis yaitu: menghadap ke depan dan menghadap ke samping.
v
Tata
Letak Komputer Menghadap ke Depan.
Tata letak laboratorium ini
sangat umum, namun demikian dari sisi pembelajaran hal ini kurang efektif sebab
:
1.
Jarak
pandang siswa sangat rendah (khususnya dari bagian belakang);
2.
Guru
tidak bisa melihat kegiatan siswa;
3.
Jalan bagi guru untuk bekerja dengan siswa secara individual
sangat sukar;
4.
Pemasangan
kabel sangat sukar dan perlu kabel di bawah lantai (tidak mudah diubah);
5.
Para
siswa mudah sekali menabrak peralatan ketika masuk dan keluar;
6.
Jika
salah satu komputer memerlukan perhatian (atau perbaikan kecil) di muka kelas
hal itu akan mengganggu semua siswa.
Untuk lebih jelasnya penataan
laboratorium di mana komputer diletakkan menghadap ke depan semua dapat dilihat
dalam gambar di bawah ini.
v
Tata Letak Komputer Menghadap ke
Samping.
Tata letak laboratorium ini jauh
lebih baik dari sisi pembelajaran, karena:
1.
Para
siswa dapat berputar di kursi mereka dan jarak pandang cukup
baik.
2.
Guru
dapat memantau kegiatan semua siswa selama belajar.
3.
Jalan
bagi guru untuk bekerja secara individual dengan siswa sangat bagus.
4.
Pemasangan
kabel
sangat mudah dan mudah pula di modifikasi.
5.
Para
siswa tak berhubungan dengan kabel (di belakang) dandapat mengurangi resiko
kecelakaan.
6.
Jika ada komputer yang memerlukan perhatian (atau perbaikan
kecil) siswa lain tak terganggu.
Untuk lebih jelasnya penataan laboratorium di mana komputer diletakan
menghadap ke samping dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
v
RekomeRekomendasi
Tata Letak Komputer yang Ideal (Analisis).
Dari dua jenis tata letak yang telah disebut di atas penulis merekomendasikan untuk membuat desain laboratorium dengan pola tata letak penempatan komputer menyamping, seperti terlihat pada gambar di halaman berikutnya:
Desain penataan lab komputer
seperti terlihat pada gambar 4.3 merupakan pengembangan dari tata letak
komputer yang menghadap ke samping dengan beberapa tambahan kelengkapan alat
penunjang yang tersedia di dalam lab. Penataan model ini akan membantu dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif karena memiliki
beberapa keuntungan antara lain :
1.
Resiko
kecelakaan dapat dihindari;
2.
Resiko
alat tersenggol siswa dapat dihindari;
3.
Mudah
dalam perawatan;
4.
Kelelahan
akibat suhu yang terlalu panas dalam ruangan berkurang karena sistem sirkulasi
yang memadai.
E. Aplikasi Keamanan Client-Server di Laboratorium TIK
Di dalam
sebuah laboratorium komputer, di mana terpasang perangkat jaringan untuk
mengkoneksikan seluruh komputer yang ada di laboratorium, maupun
komputer-komputer yang berada di gedung yang berbeda, maka diperlukan perlakuan-perlakuan yang berbeda dengan lab. yang
dengan komputer-komputer yang bekerja sendiri (stand alone). Pengamanan,
monitoring, backup data senantiasa harus dilakukan untuk menjaga
kestabilan dan otoritas yang berada di jaringan.
Keamanan jaringan
komputer sebagai bagian dari sebuah sistem sangat penting untuk menjaga
validitas dan integritas data serta menjamin ketersediaan layanan bagi
penggunanya (siswa, guru, administrasi). Sistem harus dilindungi dari segala
macam serangan dan usaha-usaha penyusupan atau pemindaian oleh pihak-pihak yang
tidak berhak.
Keamanan jaringan
secara umum adalah komputer yang terhubung ke network, mempunyai ancaman
keamanan lebih besar daripada komputer yang tidak terhubung kemana-mana. Dengan
pengendalian yang teliti, resiko dapat dikurangi. Namun, network monitoring,
network security biasanya bertentangan network access, di mana
bila network access semakin mudah maka network security semakin
rawan, dan bila network security semakin baik, network access semakin
tidak nyaman. Suatu network didesain sebagai komunikasi data highway dengan
tujuan meningkatkan akses ke sistem komputer, sementara security didesain
untuk mengontrol akses. Penyediaan network security adalah sebagai aksi
penyeimbang antara open access dengan security.
Di sini, network dikatakan
sebagai highway karena menyediakan akses yang sama untuk semua, baik
pengguna normal ataupun tamu yang tidak diundang. Sebagai analogi, keamanan di
rumah dilakukan dengan memberi kunci di pintu rumah, tidak dengan cara
memblokir jalan di depan rumah. Hal seperti ini juga diterapkan pada network
security. Keamanan dijaga untuk (setiap) host-host tertentu, tidak
langsung pada networknya.
Keamanan
untuk daerah di mana orang saling mengenal, pintu biasanya dibiarkan terbuka.
Sedangkan di kota besar, pintu rumah menggunakan mekanisme tambahan. Begitu
pula yang dilakukan pada network. Untuk jaringan yang menghubungkan host-host
yang aman dan dikenal, tingkat keamanan host bisa tidak dilakukan terlalu
ketat. Bila jaringan terhubung ke jaringan lain yang lebih terbuka dan membuka
peluang akses oleh host yang tidak dikenal, maka tidak bisa tidak host-host
di jaringan tersebut membutuhkan pengamanan lebih. Ini bukan berarti
keterbukaan hanya membawa akibat buruk sebab banyaknya fasilitas yang
ditawarkan dengan keterbukaan jaringan ini merupakan nilai lebih yang sangat
membantu kemajuan network.
Pada dasarnya untuk
membuat suatu sistem jaringan yang aman tidak lepas dari bagaimana mengelola
suatu sistem dengan baik. Persyaratan standar good practice seperti Standard
Operating Procedure (SOP) dan security policy haruslah diterapkan di
samping memikirkan teknologinya.
Network security tidak akan efektif
kecuali user yang menggunakan jaringan mengetahui tanggung jawab
masing-masing. Dalam hal menentukan security policy, kebijakan harus
mencakup :
Tanggung jawab 1. user pada
keamanan jaringan, yang meliputi keharusan user untuk mengganti password
dalam periode tertentu, aturan tertentu, atau memeriksa kemungkinan terjadinya
pengaksesan oleh orang lain.
Tanggung jawab 2. administrator
pada keamanan sistem, misalnya memantau prosedur-prosedur yang digunakan
pada host.
Penggunaan yang benar atas 3. resource network,
dengan menentukan siapa yang dapat menggunakan resource tersebut, apa
yang dapat dan tidak boleh dilakukan.
Berikut ini beberapa
interface aplikasi software yang digunakan dalam pengelolaan
laboratorium komputer di sekolah:
1.
IPscan
IPscan dimanfaatkan
sebagai tool ringan dan termasuk software yang bebas didownload (freeware)
untuk mengetahui Internet Protocol dari masing-masing host (komputer client
untuk siswa). Seorang administrator dapat pula menggunakan perintah ping dengan
command dari run, misal ping 192.168.0.9 untuk mengetahui status client
tersebut (ternyata off).
Gambar 5: Proses IP Scanning
2.
Portscan
Portscan dimanfaatkan sebagai tool ringan dan termasuk
software yang bebas didownload (freeware) untuk mengetahui port yang terbuka
maupun tertutup di dalam remote access dari host-host yang ada.
Gambar 6: Portscan
3.
WinSCP
Putty, VNC, WinSCP,
SSH, OpenSSH dan yang lain meskipun secara interface mempunyai
perbedaan-perbedaan namun pemanfaatannya seringkali untuk kepentingan remote
access antar komputer baik yang berbasis Windows maupun Linux. Dengan remote
access ini kita dapat masuk ke dalam komputer lain dan memerintahkannya
untuk bekerja meskipun secara fisik kita berada di komputer yang berbeda.
Jika beberapa tahun yang lalu orang mengenal telnet untuk
aktivitas remote access, saat ini banyak pengguna yang beralih ke
aplikasi yang lain.
Gambar 7: PuTTY Sebagai Remote Access Tool untuk
Client
4.
NetOp, Radmin dan Netsupport
NetOp, Radmin dan
Netsupport adalah tool aplikasi yang seringkali dimanfaatkan di dalam
pengelolaan sebuah laboratorium komputer untuk melakukan monitoring terhadap
aktifitas para siswa dalam memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran dan
pelatihan.
Dengan tool aplikasi
tersebut, seorang administrator atau guru dapat melakukan aktifitas monitoring
terhadap semua komputer yang digunakan oleh para siswa, aktifitas apapun
yang dilakukan siswa termasuk memberikan message baik berupa voice maupun
text sebagai bentuk reward maupun punishment.
Dengan tool di atas
guru dapat pula melalukan lock (penguncian) pada sebuah atau beberapa
komputer client bila siswa melakukan aktifitas yang melanggar tata
tertib sekolah. Bahkan guru dapat melakukan perintah shutdown pada
komputer-komputer client sebagai alternatif bila terdapat siswa yang
keluar dari aktifitas kegiatan pembelajaran maupun keluar dari norma-norma yang
ada.
Gambar 8: Radmin Sebagai Aplikasi Remote/Monitoring Komputer Client
Aplikasi Netsupport
Untuk Aktifitas Client Server
Sebelum melakukan
aktifitas dengan aplikasi NetSupport atau yang lain maka diperlukan konfigurasi
jaringan terlebih dahulu, workgroup, TCP/IP maupun menggunakan
sarana yang lain. Pengaturan jaringan komputer pada Windows XP tidak jauh berbeda
dengan Windows 9x/Me. Pengaturan ini dilakukan agar komputer-komputer dapat
saling berkomunikasi di dalam jaringan tersebut. Untuk itu diperlukan
pengaturan IP (Internet Protocol) yang sekelas terhadap
komputer-komputer yang ada.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
1.
Tujuan atau peranan laboratorium menurut Depdikbud (1979:7)
menjelaskan bahwa laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk memecahkan
masalah, mendalami suatu fakta, melatih ketrampilan berfikir ilmiah, menanamkan
dan mengembangkan sikap ilmiah, menemukan masalah baru.
2.
Penataan infrastuktur lab TIK di sekolah dimaksudkan untuk
mengatasi minimnya peralatan lab yang tidak sebanding dengan jumlah siswa.
Dengan penataan ini diharapkan dapat meminimalisasi berbagai permasalahan
terkait dengan infrastruktur lab TIK.
3.
Sarana lab TIK merupakan kebutuhan penunjang belajar peserta
didik. Oleh karena itu dibutuhkan strategi khusus agar sarana prasarana lab TIK
yang memenuhi standar, harga terjangkau dan bergaransi baik dapat terpenuhi
dengan baik.
4.
Lab TIK perlu memiliki tata letak yang baik. Tujuannya agar
ruangan lab lebih tertata rapi dan efektif.
5.
Di dalam lab TIK dibutuhkan aplikasi keamanan Client-server. Tujuannya untuk
memonitoring kegiatan siswa dan sebagai perangkat keamanan di lab TIK.
DAFTAR PUSTAKA
Daryani. 2008. Pemanfaatan Komputer Untuk Pembelajaran
[Online]. Tersedia http://daryanis8.wordpress.com/2008/12/22/makalah-manfaat-komputer-dalam-pembelajaran/
Diakses pada 31-01-2013 pukul 10:25 WIB.
Elmo. 2012. ICT [Online]. Tersedia di http://www.elmoglobal.com/id/html/ict/01.aspx
Diakses
pada 01-02-2013 pukul 14.18 WIB.
Riyana, Cepi. Manajemen
Laboratorium Teknologi, Informasi, dan Komunikasi [PDF]. Tersedia http://kurtek.upi.edu/tik/content/lab.pdf
Diakses
pada 01-02-2013 pukul 5:54 WIB.
Waladi, Fondra
Husni. Pemanfaatan Labolatorium Komputer [PDF]. Diakses pada 31-01-2013 pukul 10:35
WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar